Minggu, 23 Juli 2017

RUANG KOSONG ADALAH KESEMPATAN

Aku melihat bahwa banyak ruang yang masih kosong yang belum ada guru. Walau banyak sekali yang telah menjadi seorang guru. Bahkan sampai ada yang berkata jangan mau jadi guru sudah terlalu banyak guru disana sini, jadi guru itu gampang cuma modal ngomong doang di depan kelas, kadang tak perlu belajar karena sudah bertahun-tahun itu-itu saja yang diajarkan. "Ini Bapak Budi", "My Name is Rina", "1+1=2".


Dari cerita itu, saya melihat ada ruang kosong. Bukan karena guru yang banyak mengumpul di suatu tempat yang banyak siswanya, atau karena disuatu daerah terpencil membutuhkan guru waaaahhhh... "Niat menjadi guru relawan" yang menerima segala resiko di daerah tersebut. Jadi saya ada kesempatan menjadi guru begitu kira-kira.

Lumayan jadi beban, ketika guru itu mulai kehilangan arti nama guru itu sendiri.
Pengalaman pada saat PPLT di suatu sekolah negeri.
Dimana siswa 600 lebih dengan kapasitas lowongan guru sudah tidak ada. "TIDAK ADA LOWONGAN KERJA UNTUK GURU".
Tapi sedikit sekali yang terdidik. Apalagi yang menjadi juara.
Perbincangan saya dengan seorang siswa membuat saya berkata apakah siswa ini kurang pintar??
Dia berkata kepada saya "Aku bisa tapi tak pernah jadi juara, salahkah jika aku ingin diperhatikan seperti juara 1, yang selalu dijadikan contoh, diminta pendapatnya, bahkan sedikit-dikit namanya di panggil (si juara 1). Bagaimana menurut ibu?" Katanya padaku (walau cuma praktik tapi dipanggil ibu).


Adakah Murid yang tidak bisa di didik?
Kalau tidak ada, kenapa ada yang tinggal kelas, bahkan lebih parahnya ketika tidak lulus tapi ditamatkan.

Ruang kosong itu adalah kesempatan.
Kesempatan guru mengisi ruang kosong. Bukan mengimpal guru yang tidak hadir dalam ruangan kelas.
Sehingga ruangan itu tidak kosong.

Bukan, bukan itu yang saya mau menjadi seorang guru.

Saya melihat siswa itu kosong.
Saya melihat banyak siswa yang tidak tahu mereka belajar apa.
Saya melihat banyak siswa tapi sedikit yang diperhatikan cita-citanya.
Mungkin, saya termasuk pada saat sekolah dulu.

Itulah kesempatan saya menjadi guru kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar